SELAMAT DATANG DI BLOG PUSKESMAS PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

Laman

Minggu, 27 November 2016

Tes Kebugaran ( Upaya Kesehatah Olahraga )

Dalam rangka menilai potensi kerja seseorang, dari waktu ke waktu perlu diadakan evaluasi tingkat kebugaran dan kesehatan. Pengetahuan tentang potensi kerja ini dapat digunakan sebagai sumber evaluasi yang berharga bagi seseorang untuk dapat mengoptimalkan kebugaran dan kesehatannya. Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: Mendapatkan informasi tentang Tingkat Kebugaran Jantung Paru. Dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan Tes Kebugaran Jantung Paru ini dengan menggunakan metode ROCKPORT dengan lari/ jalan sejauh 1,6 km.
Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada 26 Nopember 2016 di ikuti oleh Pegawai UPTD Puskesmas Pesanggaran bersama UPTD Dinas Pendidikan dan IGORA (Ikatan Guru Olahraga) Kecamatan Pesanggaran.
Menurut undang-undang RI nomor 25 tahun 2000 tentang Pembangunan Nasional, salah satu programnya adalah program pemasyarakatan olahraga dan kebugaran jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani masyarakat. Laporan WHO pada tahun 2002 menunjukkan kasus kesakitan dan kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) terus bertambah. PTM sangat erat dengan gaya hidup seperti: pola makan yg tidak seimbang, kurang melakukan aktivitas fisik/ latihan fisik/ olahraga dan kebiasaan merokok.
Menurut studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja merupakan 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia, setiap tahun lebih dari 2 juta kematian disebabkan karena kurang melakukan aktifitas fisik. Beberapa negara termasuk Indonesia sekitar 60-85 % orang dewasa kurang melakukan aktifitas fisik untuk memelihara kebugaran jasmani mereka. Saat ini masyarakat sudah mulai sadar untuk melakukan kegiatan latihan fisik/ olahraga melalui berbagai fasilitas olahraga maupun fasilitas umum yang tersedia. Di lain pihak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bekerja memberi pengaruh yang kurang menguntungkan bagi kesehatan, pemanfaatan anggota tubuh dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari kurang sehingga tingkat kebugaran jasmaninya menjadi rendah.

Kebugaran :
Kebugaran merupakan elemen mendasar dalam merumuskan ketahanan dan kekuatan fisik. Kebugaran dapat meningkatkan kinerja jantung, paru-paru, dan otot, dan kemampuan berotot. Menurut American Academy of Sport Pediatri Komite Sekolah Kedokteran dan Kesehatan, kebugaran didefinisikan sebagai: kekuatan otot, fleksibilitas, komposisi tubuh (derajat kegemukan) dan daya tahan kardiorespirasi. Kebugaran merupakan salah satu di antara berbagai faktor yang menentukan derajat kesehatan.. Kebugaran tidak semata-mata dinilai secara fisik tetapi meliputi seluruh tubuh, pikiran dan emosi. Kebugaran fisik dapat mencegah atau mengobati banyak bersifat kemunduran kondisi kesehatan yang dihasilkan oleh gaya hidup tidak sehat atau penuaan. Selanjutnya kebugaran fisik sangat penting untuk membantu meminimalkan masalah kesehatan seperti gangguan jantung dan obesitas yang semuanya dapat mempengaruhi kehidupan dan fungsi pekerjaan sehari hari.  

Tes Kebugaran :
Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi kriteria ini harus: a. Melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya b. Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya berlangsung minimal 6 sampai 12 menit. Salah satu alat ukur kemampuan daya tahan/ kebugaran njantung paru (VO2Max) adalah dengan metode Rockport, metode ini cukup sederhana, tanpa biaya yang mahal dan akurasinya cukup wajar. 

Adapun cara pelaksanaan metode ini adalah: 
  1. Tes diawali dengan melakukan pemanasan dan peregangan seluruh tubuh, terutama otot tungkai dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Lakukan selama 10-15 menit. 
  2. Pada saat mulai tes, pencatat waktu diaktifkan. Tes dilakukan dengan jalan cepat atau jogging dengan kecepatan konstan sepanjang 1,6 km. 
  3. Catat waktu tempuh yang diperoleh peserta tes. 
  4. Gunakan table 1 untuk mendapatkan VO2 Max. 
  5. Gunakan table 2 untuk menentukan kategori kebugaran jantung paru sesuai jenis kelamin dan kelompok umur. 
  6. Dengan menggunakan grafik berwarna sesuai dengan kelompok umur, berikan tanda (*) sesuai dengan hasil VO2 Max peserta. 
  7. Laksanakan program latihan fisik sesuai dengan warna grafik. 
  8. Ulangi kembali tes ini setiap 3 bulan. 













Pelatihan Kader Kesehatan Remaja

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus menerus. Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya adalah penggunaan air bersih baik untuk kebutuhan air minum, mandi, mencuci dan jamban.
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditekankan sejak dini, mulai sejak bayi, todler, prasekolah, sekolah hingga dewasa. Pada masa sekolah, fokus utama yang bisa menggerakkan perilaku hidup bersih dan sehat adalah dokter kecil (kader tiwisada) pada tingkat SD/MI, sedangkan pada tingkat SLTP disebut Kader Kesehatan Remaja.

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus menerus. Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya adalah penggunaan air bersih baik untuk kebutuhan air minum, mandi, mencuci dan jamban.
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditekankan sejak dini, mulai sejak bayi, todler, prasekolah, sekolah hingga dewasa. Pada masa sekolah, fokus utama yang bisa menggerakkan perilaku hidup bersih dan sehat adalah dokter kecil (kader tiwisada) pada tingkat SD/MI, sedangkan pada tingkat SLTP disebut Kader Kesehatan Remaja.
Tujuan diadakannya pembentukan Dokter kecil/Kader Kesehatan Remaja adalah :
  1. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat
  2. Agar peserta didik dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing.
  3. Agar peserta didik dapat membantu guru, keluarga dan masyarakat di sekolah dan di luar sekolah.
 Kriteria kader kesehatan remaja sebagai berikut :
  1. Telah menduduki kelas 1 dan kelas 2 SLTP/SLTA sederajat
  2. Berprestasi baik di sekolah/kelas.
  3. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
  4. Bersih dan berprilaku sehat
  5. Bermoral baik dan suka menolong.
  6. Bertempat tinggal di rumah sehat.
  7. Di ijinkan orang tua.
Kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Remaja Bekerjasama dengan PT. BSI (Bumi Suksesindo) Dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 25-27 Oktober 2016 dengan Narasumber :
1. Dinas Kesehatan : Suliswati, SKM (Kasie Pemberdayaan Masyarakat)
2, Puskesmas Pesanggaran :
    - dr. Y.Roni Satrio (Kepala Puskesmas Pesanggaran)
    - Mukhlas, SKM (Koordinator Promosi Kesehatan)
    - Rini Utami, SSt (Bidan)
    - Anis Wahyu F, AMdKep (Konselor Remaja)
    - Suyanto, SKM (PPGD)
    - Mamik Sumarmi (Koordinator UKS)
3. PT. BSI (Bumi Suksesindo) :
    - Ahmad Basyori S. (Ka. Depart. CSR)
    - Syahrul M. Wahidah (Staff Depart. CSR)