Pelaksana Program P2TB Paru Misdarto, AMdKep. memberikan pembekalan kepada kader untuk disampaikan kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Pesanggaran.
TB atau Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Dulu dikenal dengan sebutan TBC atau ada juga yang menyebut penyakit tiga huruf atau sakit flek. Penyakit TB banyak menyebabkan kematian di dunia dan termasuk salah satu penyakit pembunuh di Indonesia. Meskipun mematikan, namun TB dapat diobati sampai sembuh, banyak kisah sukses pengobatan TB di sekitar kita.
Bagaimana
penularan TB?
Bakteri TB ditularkan dari orang yang sakit TB kepada orang lain di sekitarnya melalui udara. Ketika ada orang yang sakit TB mengalami bersin-bersin atau batuk, maka percik renik (percikan dahak yang sangat kecil) yang mengandung kuman TB dari dalam paru akan keluar, terbawa ke udara dan dapat terhirup orang lain. Orang yang menghirup kuman TB berarti sudah terinfeksi TB tetapi belum tentu menjadi sakit TB. Ada dua keadaan yang mungkin terjadi pada orang itu, yaitu infeksi laten TB atau sakit TB.
Namun bila kuman TB beterbangan di ruangan terbuka yang mendapatkan sinar matahari, kuman akan mati. Kuman TB tahan berada di daerah lembab.
Infeksi
Laten TB
Orang dengan infeksi laten TB tidak merasa sakit dan tidak menunjukkan gejala apapun. Mereka hanya mempunyai kuman Mtb dalam tubuhnya tetapi tidak sakit TB. Kita bisa mengetahui terinfeksi TB atau tidak melalui tes tuberkulin. Orang dengan infeksi laten TB tidak dapat menularkan kepada oranglain. Kuman TB bisa menjadi aktif dan menyebabkan orang tersebut menjadi lebih cepat sakit TB pada orang dengan keadaan tertentu.
Sakit
TB
5-10 persen orang yang sudah terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Resiko infeksi menjadi sakit tergantung dari beberapa faktor yaitu:
- Seberapa banyak jumlah kuman yang terhirup
- Lama waktu sejak terinfeksi
- Usia
- Daya tahan tubuh. Seseorang dengan daya tahan tubuh rendah, seperti pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), penyandang Diabetes Mellitus (DM), orang malnutirsi (gizi buruk)
Apa
gejala TB?
Batuk berdahak adalah gejala utama TB paru. Namun ada beberapa gejala lainnya yang menyertai seperti:
- Batuk darah
- Sesak dan nyeri dada saat menarik nafas
- Demam berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari tanpa melakukan aktivitas
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
Kuman TB sebagian besar menyerang paru namun kuman ini juga
dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti selaput otak, tulang, sendi,
kelenjar getah bening, kulit, usus dan sebagainya. TB di luar paru disebut TB
Ekstra paru. Gejala TB ekstra paru tergantung pada organ yang terkena.
Siapa
yang bisa sakit TB?
TB bisa menyerang siapa saja tanpa memandang umur dan jenis kelamin tetapi lebih banyak menyerah mereka yang berusia muda, usia produktif. Namun ada beberapa yang memiliki resiko lebih besar terkena TB yaitu:
- Mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TB yang belum diobati atau menjalankan pengobatan tidak tuntas
- Mereka yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti bayi, anak-anak, orang lanjut usia
- Mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah karena adanya faktor lain seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penyandang Diabetes Mellitus
- Mereka yang mengkonsumsi tembakau. Lebih 20 persen kasus TB di dunia disebabkan merokok.
Pemeriksaan TB
Bila kita
mempunyai gejala TB, sebaiknya kita segera memeriksakan diri untuk mengetahui
apakah kita sakit atau tidak. Pemeriksaan TB dilakukan dengan pemeriksaan
dahak. Pemeriksaan terbaik adalah dengan cara kultur (biakan) namun memerlukan
waktu yang lama (minimal 6 minggu). Pemeriksaan yang sama nilai keakuratannya
adalah pemeriksaan secara mikroskopis, yaitu dahak kita diperiksa di bawah
mikroskop untuk mengetahui apakah mengandung kuman TB atau tidak.
Pemeriksaan
dahak secara mikroskopis dapat dilakukan di Puskesmas. Pengambilan dahak untuk
pemeriksaan TB dilakukan sebanyak 3 kali dalam 2 hari kunjungan ke layanan
kesehatan, yaitu dahak Sewaktu datang pertama kali ke layanan di hari pertama,
dahak Pagi hari di hari kedua dan yang ketiga adalah dahak Sewaktu mengantarkan
dahak pagi ke layanan. Metode pengambilan dahak ini disebut cara SPS (Sewaktu,
Pagi, Sewaktu). Sebenarnya prosedurnya cukup mudah dijalankan dan hasilnya
untuk pemeriksaan mikroskopis lebih cepat dibandingkan dengan pemeriksaan
dengan kultur.